Cite This        Tampung        Export Record
Judul Sengsara Membawa Nikmat / Tulis St. Sati
Pengarang Tulis St. Sati
EDISI Cetakan Keduapuluh dia
Penerbitan Jakarta : Balai Pustaka, 2013
Deskripsi Fisik vi + 206 hlm. :Ilustrasi ;14.5 x 21 cm.
ISBN 9789794073605
Subjek Sastra Indonesia
Catatan Midun tidak habis pikir. Bagaimana mungkin Kacak-penghulu yang kaya raya, bagsawan tinggi kemenakan raja di kampungnya-menaruh iri dan dendam kepadanya, yang hanya seorang rakyat biasa? Midun merasa tidak melakukan perbuatan yang salah.. menyinggung, atau menyakiti orang lain. Ia tidak menyadari, justru kehalusan budi pekerti dan kerendahan hatinya menyebabkan ia begitu disayangi dan dibela oleh orang-orang sekampung, sehingga menerbitkan rasa cemburu dan benci Kacak. Tak habis-habisnya Kacak mencri akal untuk menjebak, menyiksa, bahkan menghabisi nyawa orang yang tak disenanginya. Niatnya tak pernah sampai karena penjagaan ayah dan guru silat Midun. Tetapi akhirnya upaya Kacak berhasil juga: Midun dihukum penjara karena kesalahan yang sengaja ditimpakan kepadanya. Menjadi orang hukuman benar-benar suatu hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Midun. Walaupun demikian, ia mencoba menjalani dengan tabah dan berani. Hari-hari di dalam penjara terasa berat, bahkan maka depan pun tidak jelas. Apa yang dapat
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Karya humor, satir, atau bentuk sastra serupa
Target Pembaca Umum
Lokasi Akses Online SMKN 46 Jakarta

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000000659 899.221 TUL s Dapat dipinjam FOURTY SIX LIBRARY - Ruang Baca Umum Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000390
005 20231019093625
007 ta
008 231019################g##########h#ind##
020 # # $a 9789794073605
035 # # $a 0010-1023000344
082 # # $a 899.221
084 # # $a 899.221 TUL s
100 0 # $a Tulis St. Sati
245 1 # $a Sengsara Membawa Nikmat /$c Tulis St. Sati
250 # # $a Cetakan Keduapuluh dia
260 # # $a Jakarta :$b Balai Pustaka,$c 2013
300 # # $a vi + 206 hlm. : $b Ilustrasi ; $c 14.5 x 21 cm.
500 # # $a Midun tidak habis pikir. Bagaimana mungkin Kacak-penghulu yang kaya raya, bagsawan tinggi kemenakan raja di kampungnya-menaruh iri dan dendam kepadanya, yang hanya seorang rakyat biasa? Midun merasa tidak melakukan perbuatan yang salah.. menyinggung, atau menyakiti orang lain. Ia tidak menyadari, justru kehalusan budi pekerti dan kerendahan hatinya menyebabkan ia begitu disayangi dan dibela oleh orang-orang sekampung, sehingga menerbitkan rasa cemburu dan benci Kacak. Tak habis-habisnya Kacak mencri akal untuk menjebak, menyiksa, bahkan menghabisi nyawa orang yang tak disenanginya. Niatnya tak pernah sampai karena penjagaan ayah dan guru silat Midun. Tetapi akhirnya upaya Kacak berhasil juga: Midun dihukum penjara karena kesalahan yang sengaja ditimpakan kepadanya. Menjadi orang hukuman benar-benar suatu hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Midun. Walaupun demikian, ia mencoba menjalani dengan tabah dan berani. Hari-hari di dalam penjara terasa berat, bahkan maka depan pun tidak jelas. Apa yang dapat ia lakukan untuk memperbaiki nasib Midun memilih untuk tidak menyerah. Bagaimana selanjutnya perjuangan Midun untuk bertahan hidup! Dapatkah ia mengubah nasibnya yang kurang beruntung Dan bagimana akhir permusuhannya dengan Kacak?
650 # 4 $a Sastra Indonesia
856 # # $a SMKN 46 Jakarta
990 # # $a 202200122
Content Unduh katalog