01874 2200229 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059082001200100084001800112100001900130245004600149260003600195300004800231650002100279856002000300020001800320500126500338250002701603990001401630INLIS00000000000039020231019093625 a0010-1023000344ta231019 g h ind  a899.221 a899.221 TUL s0 aTulis St. Sati1 aSengsara Membawa Nikmat /cTulis St. Sati aJakarta :bBalai Pustaka,c2013 avi + 206 hlm. :bIlustrasi ;c14.5 x 21 cm. 4aSastra Indonesia aSMKN 46 Jakarta a9789794073605 aMidun tidak habis pikir. Bagaimana mungkin Kacak-penghulu yang kaya raya, bagsawan tinggi kemenakan raja di kampungnya-menaruh iri dan dendam kepadanya, yang hanya seorang rakyat biasa? Midun merasa tidak melakukan perbuatan yang salah.. menyinggung, atau menyakiti orang lain. Ia tidak menyadari, justru kehalusan budi pekerti dan kerendahan hatinya menyebabkan ia begitu disayangi dan dibela oleh orang-orang sekampung, sehingga menerbitkan rasa cemburu dan benci Kacak. Tak habis-habisnya Kacak mencri akal untuk menjebak, menyiksa, bahkan menghabisi nyawa orang yang tak disenanginya. Niatnya tak pernah sampai karena penjagaan ayah dan guru silat Midun. Tetapi akhirnya upaya Kacak berhasil juga: Midun dihukum penjara karena kesalahan yang sengaja ditimpakan kepadanya. Menjadi orang hukuman benar-benar suatu hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Midun. Walaupun demikian, ia mencoba menjalani dengan tabah dan berani. Hari-hari di dalam penjara terasa berat, bahkan maka depan pun tidak jelas. Apa yang dapat ia lakukan untuk memperbaiki nasib Midun memilih untuk tidak menyerah. Bagaimana selanjutnya perjuangan Midun untuk bertahan hidup! Dapatkah ia mengubah nasibnya yang kurang beruntung Dan bagimana akhir permusuhannya dengan Kacak? aCetakan Keduapuluh dia a202200122